Poros Informasi – Pemerintah berencana memperpanjang penyaluran Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) sebesar Rp300.000 per bulan, yang semula dijadwalkan berakhir Desember 2025, hingga Maret 2026. Bantuan dengan total Rp900.000 ini, yang mulai disalurkan bulan ini, bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah tekanan ekonomi.
BLT Diperpanjang: Mungkinkah Dongkrak Ekonomi?
BLTS ini akan menyasar 35,04 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), atau sekitar 140 juta jiwa jika dihitung rata-rata empat anggota keluarga per KPM. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, optimis bahwa BLT akan cair dalam waktu dekat dan mampu menstimulasi pertumbuhan ekonomi.
Analis: Perpanjangan BLT Mendesak
Namun, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menilai tenggat waktu penyaluran BLT hingga Desember 2025 terlalu singkat. Ia mengusulkan agar program ini diperpanjang hingga Maret 2026.
"Tenggat waktu hanya sampai Desember, terlalu pendek karena BLT melihat situasi ekonomi saat ini yang penuh tekanan perlu diperpanjang sampai Maret 2026 ke depan," ujar Bhima.
Bhima menyoroti masih lemahnya daya beli masyarakat. Indikatornya, menurut dia, terlihat dari data PBI BPJS Kesehatan yang mencatat 96 juta penerima, yang mengindikasikan status mereka sebagai masyarakat tidak mampu. Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang stagnan, hanya tumbuh tipis 0,2 persen pada kuartal II-2025.
Bhima menambahkan, pemerintah perlu memastikan sinkronisasi data penerima BLT dengan data tunggal, seperti data PBI BPJS Kesehatan dan data penerima subsidi, untuk menghindari politisasi bantuan.
