Poros Informasi – Hama tikus, musuh bebuyutan para petani, kembali menjadi momok menakutkan. Kerusakan tanaman padi dan penurunan hasil panen signifikan menjadi dampaknya yang merugikan. Namun, sebuah solusi alami dan efektif mulai diterapkan: memanfaatkan burung hantu sebagai pengendali hama.
Keunggulan Burung Hantu sebagai Predator Alami

Burung hantu, dengan kemampuan pendengaran dan penglihatan yang luar biasa tajam, mampu berburu tikus bahkan di kegelapan malam. Keunggulan ini menjadikan mereka predator alami yang efektif. Lebih lanjut, populasi burung hantu juga relatif mudah dikelola, misalnya dengan penyediaan kotak sarang di sekitar lahan pertanian.
Sinergi dengan Irigasi Padi Hemat Air (IPHA)
Penerapan Irigasi Padi Hemat Air (IPHA), yang digalakkan Kementerian Pekerjaan Umum, memang meningkatkan produktivitas padi dan menghemat air. Namun, sistem IPHA yang membuat permukaan air di sawah lebih dangkal, justru meningkatkan kerentanan terhadap serangan tikus. Di sinilah peran burung hantu menjadi krusial sebagai solusi pengendalian hama alami yang efektif.
Ribuan Sayap Malam Beraksi: Dukungan untuk Pertanian Berkelanjutan
Sebagai bentuk dukungan terhadap pertanian berkelanjutan dan pengendalian hama secara alami, Presiden Prabowo Subianto menyerahkan bantuan 1.000 ekor burung hantu. Penyerahan bantuan ini dilakukan dalam acara panen raya serempak di Desa Randegan Wetan, Kabupaten Majalengka, pada Senin (7/4/2025). Langkah ini diharapkan mampu menekan kerugian akibat serangan hama tikus dan meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia. Inisiatif ini menandakan upaya serius pemerintah dalam mendukung pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan. Semoga langkah ini dapat ditiru di daerah lain untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional.