Poros Informasi – Raja kripto, Bitcoin (BTC), kembali menunjukan penurunan harga yang signifikan di tengah gejolak pasar. Data terbaru dari porosinformasi.co.id pada Sabtu (20/9) menunjukkan BTC diperdagangkan di angka $115,517.04 per koin, mengalami penurunan 1,28% dalam 24 jam terakhir. Meskipun masih memimpin pasar kripto global dengan kapitalisasi pasar $2,301,48 miliar USD, tren penurunan ini memicu pertanyaan besar: apakah ini hanya koreksi kecil, atau pertanda awal penurunan harga yang lebih dalam?
Pergerakan Harga Bitcoin: Antara Resistensi dan Tekanan Jangka Pendek

Dalam 24 jam terakhir, Bitcoin diperdagangkan di kisaran $115,141.82 (terendah) hingga $117,140.42 (tertinggi). Volatilitas harian yang cukup tinggi terlihat jelas, dengan tekanan jual yang mendominasi. Meskipun masih jauh di atas level psikologis $100,000, tren penurunan yang konsisten dalam beberapa hari terakhir telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor. Secara mingguan, BTC menunjukan penurunan -0,36%, menunjukkan adanya hambatan pertumbuhan meskipun kapitalisasi pasar tetap kuat.
Riwayat Harga 30-90 Hari: Naik-Turun yang Tak Berhenti
Grafik pergerakan harga Bitcoin dalam 30 hingga 90 hari terakhir memperlihatkan pola yang jelas: pasar sedang berada dalam tarik ulur antara dorongan kenaikan jangka menengah dan tekanan koreksi jangka pendek. Gelombang naik dan turun yang bergantian menunjukkan ketidakpastian yang tinggi di pasar.
Rekor Tertinggi Menjadi Patokan
Bitcoin masih jauh dari rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) di $124,457.12. Penurunan hampir 7% dari ATH menjadi perhatian serius, karena menunjukkan kesulitan pasar untuk menembus level tersebut kembali. Para analis memprediksi, jika BTC terus gagal melewati level resistensi di atas $120,000, koreksi yang lebih dalam sangat mungkin terjadi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Harga
Dengan suplai beredar mencapai 19,92 juta BTC (sekitar 94,87% dari total maksimum 21 juta BTC), kelangkaan Bitcoin semakin nyata. Namun, kondisi ini tidak selalu menjamin stabilitas harga. Justru, semakin mendekati batas suplai maksimal, volatilitas bisa meningkat karena spekulasi.
Bagi investor jangka panjang (HODLers), penurunan -1,28% dalam sehari mungkin dianggap sebagai fluktuasi kecil. Namun, bagi trader jangka pendek, pergerakan ini menjadi sinyal peringatan potensi pergerakan harga yang lebih tajam dalam beberapa hari mendatang.
Prospek ke Depan: Antara Harapan dan Kekhawatiran
Jika Bitcoin mampu bertahan di atas level support $115,000, ada peluang untuk menguji kembali resistensi di $118,000-$120,000. Namun, jika tekanan jual berlanjut dan harga jatuh di bawah $114,000, tren bearish jangka pendek bisa menguat dan membawa BTC mendekati $110,000.
Analisis Pasar: Gelombang Volatilitas
Harga Bitcoin saat ini mencerminkan dinamika pasar kripto yang khas: volatil, penuh kejutan, dan sarat spekulasi. Penurunan -1,28% dalam 24 jam terakhir belum bisa disebut sebagai tren bearish besar, tetapi cukup untuk menimbulkan keraguan di kalangan investor. Dengan kapitalisasi pasar yang besar, Bitcoin tetap menjadi aset utama di industri kripto. Namun, perjalanan menuju ATH baru akan penuh tantangan. Investor perlu memperhatikan level support dan resistance kunci, serta mengantisipasi faktor makroekonomi yang dapat memengaruhi harga dalam waktu dekat.
Meskipun Bitcoin mengalami penurunan tipis, daya tariknya sebagai "emas digital" belum luntur. Pertanyaannya, apakah ini hanya jeda sebelum reli berikutnya, atau awal dari penurunan yang lebih panjang? Waktu yang akan menjawabnya.
DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi. Segala keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab Anda. Konten ini hanya bersifat informasi, bukan ajakan untuk membeli atau menjual.






