Poros Informasi – Geger! PwC, raksasa akuntan publik dunia, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap 1.500 karyawannya di Amerika Serikat. Jumlah ini cukup mengejutkan, mengingat representasinya mencapai 2% dari total karyawan PwC di Negeri Paman Sam.
Badai PHK di Negeri Paman Sam

Informasi yang dilansir dari Reuters pada Selasa (6/5/2025) ini mengungkap bahwa PwC, yang mempekerjakan lebih dari 75.000 orang di AS, terpaksa mengambil langkah drastis ini. Juru bicara PwC menyatakan keputusan ini berat dan diambil setelah pertimbangan matang atas dampaknya terhadap karyawan. Pernyataan resmi tersebut menekankan bahwa tingkat penurunan karyawan yang rendah selama beberapa tahun terakhir telah memaksa perusahaan untuk melakukan efisiensi, termasuk PHK massal ini.
Strategi Efisiensi dan Tantangan Bisnis
Langkah efisiensi ini bukan tanpa alasan. Tahun lalu, Reuters juga memberitakan rencana PwC untuk memangkas hingga separuh staf audit jasa keuangannya di China. Penyelidikan regulasi dan penurunan jumlah klien yang signifikan telah berdampak negatif pada prospek bisnis PwC di pasar tersebut. Situasi ini mengindikasikan adanya tantangan serius yang dihadapi perusahaan raksasa ini, yang akhirnya berujung pada pengurangan jumlah karyawan secara besar-besaran di AS.
Dampak dan Analisis
PHK massal ini tentu menimbulkan pertanyaan besar tentang kondisi sektor jasa akuntansi global. Apakah ini menjadi pertanda perlambatan ekonomi yang lebih luas? Atau apakah ini hanya masalah internal PwC yang spesifik? Pertanyaan-pertanyaan ini perlu dikaji lebih lanjut untuk memahami dampak jangka panjang dari keputusan ini, baik bagi PwC sendiri maupun bagi industri jasa akuntansi secara keseluruhan. Ke depannya, pergerakan pasar dan strategi perusahaan sejenis akan menjadi fokus perhatian para analis ekonomi.