Poros Informasi – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, mengungkap potensi fantastis dalam hubungan perdagangan Indonesia-Amerika Serikat (AS). Ia memprediksi nilai perdagangan kedua negara bisa melesat hingga USD 80 miliar atau sekitar Rp 1.300 triliun! Angka ini tentu saja menggiurkan dan menjadi angin segar bagi perekonomian Indonesia.
Negosiasi Tarif Jadi Kunci

Anin, sapaan akrab Anindya Novyan Bakrie, menjelaskan bahwa pencapaian angka fantastis tersebut bergantung pada keberhasilan negosiasi tarif resiprokal antara kedua negara. Dengan strategi yang tepat, peningkatan nilai perdagangan bukan sekadar mimpi.
Target Ambisius: USD 120 Miliar dalam 4 Tahun!
Lebih ambisius lagi, Anin memproyeksikan nilai perdagangan Indonesia-AS dapat mencapai USD 120 miliar dalam kurun waktu empat tahun mendatang. Pernyataan ini menunjukkan keyakinan Kadin terhadap potensi besar yang belum tergali sepenuhnya. "Prediksi kami di Kadin, kalau antara ekspor dan impor (Indonesia-AS) itu USD39-40 miliar kurang lebih. Dalam waktu 2-3 tahun, kalau kita pandai, itu bisa menjadi dari USD40-80 miliar. Dalam 4 tahun, bisa jadi USD120 miliar. Kalau misalnya kita menyiasatinya benar," tegas Anin.
Data Ekspor Impor Saat Ini
Anin merinci data perdagangan saat ini, mengutip data Presiden AS Donald Trump yang menunjukkan nilai ekspor Indonesia ke AS sekitar US$25 miliar dan impor USD13 miliar. Dengan demikian, total nilai perdagangan saat ini sekitar USD40 miliar. Artinya, potensi peningkatannya masih sangat besar. Keberhasilan mencapai target tersebut tentu membutuhkan kerja keras dan strategi yang terukur dari pemerintah dan pelaku usaha di kedua negara. Perlu sinergi yang kuat untuk merealisasikan potensi emas ini.