Poros Informasi – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, angkat bicara mengenai polemik penggunaan etanol sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM). Menurutnya, praktik ini bukanlah hal baru dan telah umum diterapkan di berbagai negara di dunia.
Etanol dalam BBM: Bukan Barang Baru?

Negara Lain Sudah Duluan!
Bahlil mencontohkan Brasil sebagai salah satu negara yang terdepan dalam pemanfaatan etanol. Bahkan, beberapa wilayah di Brasil telah mampu menggunakan etanol murni (E100) sebagai bahan bakar kendaraan. Penggunaan etanol ini, lanjut Bahlil, merupakan langkah strategis untuk mengurangi emisi gas buang dari kendaraan bermotor. Semakin tinggi kandungan etanol dalam BBM, semakin rendah pula emisi yang dihasilkan.
Manfaat Ganda: Kurangi Impor, Energi Lebih Bersih
Selain Brasil, negara-negara seperti Amerika Serikat, India, Thailand, Argentina, Jerman, Vietnam, Filipina, Perancis, dan China juga telah menerapkan pencampuran etanol dalam BBM dengan berbagai persentase. Bahlil menekankan bahwa kebijakan ini memiliki dua tujuan utama: memanfaatkan sumber daya alam dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan impor BBM dan menciptakan energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Penerapan campuran etanol dalam BBM bukan hanya sekadar tren, tetapi sebuah langkah strategis untuk mencapai keberlanjutan energi dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Langkah ini juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan sumber daya alam lokal.