Poros Informasi – Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2025 hanya mencapai 4,8%, angka yang lebih rendah dari periode sebelumnya. Namun, di tengah ketidakpastian global, apakah ini pertanda buruk? Mari kita telusuri fakta-fakta menarik di balik angka tersebut.
Penyebab Pertumbuhan Ekonomi Melambat

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa penurunan belanja pemerintah menjadi salah satu faktor utama. Kontraksi sebesar 1,38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi penyebab utama pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai 4,87%. Sebagai perbandingan, pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2024 mencapai 5,11%, dan 5,02% di kuartal IV 2024. Amalia menjelaskan bahwa hilangnya agenda besar nasional seperti pemilu pada tahun ini, yang sebelumnya mendorong peningkatan pengeluaran negara, turut berpengaruh.
Pandangan Optimis Erick Thohir
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, justru melihat angka 4,87% sebagai capaian positif. Menurutnya, angka tersebut lebih baik daripada prediksi banyak pihak dan lebih baik dibandingkan beberapa negara lain di tengah gejolak ekonomi global. Ia menekankan bahwa Indonesia tetap berada dalam kondisi yang baik.
Proyeksi Bank Indonesia (BI)
Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini berada di kisaran 4,7% hingga 5,5%. Proyeksi ini mempertimbangkan dampak langsung dan tidak langsung dari kebijakan tarif Amerika Serikat.
Sektor Penopang Ekonomi RI
Meskipun pertumbuhan melambat, konsumsi rumah tangga tetap menjadi penopang utama ekonomi Indonesia, berkontribusi 54,53% terhadap PDB dan tumbuh 4,89%. Momentum libur panjang, Ramadan, dan Idulfitri turut mendorong pertumbuhan ini. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) berkontribusi 28,03% terhadap PDB, namun pertumbuhannya melambat menjadi 2,12%. Ekspor menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi (6,78%), didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas dan kunjungan wisatawan mancanegara. Sayangnya, konsumsi pemerintah memberikan kontribusi negatif (-0,08%), menunjukkan lemahnya peran pengeluaran negara.
Perbandingan dengan Negara Tetangga
Meskipun melambat, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Hal ini menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global.
Optimisme Kadin Indonesia
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Pahala N. Mansury, tetap optimistis terhadap prospek ekonomi nasional. Ia berharap program deregulasi dan debirokratisasi pemerintah dapat mendorong peningkatan investasi dan ekspor bersih ke depannya.
Data PDB Indonesia pada kuartal I 2025 mencapai Rp5.665,9 triliun (harga berlaku) dan Rp3.264,5 triliun (harga konstan). Angka-angka ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Meskipun pertumbuhan melambat, berbagai faktor menunjukkan potensi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.